Bungarampai ini berisi tulisan-tulisan, baik yang sudah diterbitkan dalam bentuk buku, mau pun yang belum atau tidak dibukukan.

20 Oktober 2009

PERISTIWA MADIUN, Realisasi Doktrin Truman Di Asia

III. Doktrin Truman: The Policy Of Containment.

Perang Dunia kedua usai dengan kekalahan fasisme Jerman, Itali dan Jepang. Bersama negara-negara Sekutu, Uni Sovyet tampil sebagai pemenang perang. Harapan burjuasi anti-komunis supaya Uni Sovyet musnah dengan serangan militer Nazi tidak terwujud. Walaupun serangan militer Nazi mengorbankan 27 juta jiwa rakyat Sovyet, dan pasukan Hitler bisa menyerang sampai mendekati pinggir kota Moskow, kontra ofensif Tentara Merah, berhasil memukul mundur pasukan Jerman, bahkan membebaskan Eropa Timur dan Tengah serta memasuki Jerman sampai Berlin.
Kemenangan Tentara Merah dalam pertempuran Stalingrad merupakan titik-balik dalam Perang Dunia kedua. Di puncak musim dingin, dengan temperatur minus 24 derajat Celsius, 200.000 pasukan Jerman dikomandoi jenderal Von Paulus terkepung dan menyerah pada pasukan marsekal Konstantin Rokossovski. “Inilah sisa dari 285.000 prajurit dua bulan yang lalu. Yang lainnya telah terbasmi. Ketika itu, 91.000 prajurit termasuk 24 orang jenderal, dalam keadaan setengah mati menggigil kedinginan, luka-luka. Dari 91.000 orang ini, akhirnya tinggal 5.000 orang yang bisa pulang ke tanah air.” (Suroso, Suar 2007: 74).

Hitler mengumumkan empat hari berkabung nasional atas jatuhnya Stalingrad ke tangan pasukan Sovyet. Semua teater, bioskop dan ruangan-ruangan dansa ditutup. Kekalahan di Stalingrad adalah kekalahan Jerman terbesar yang pernah dialami pasukan Jerman. Gelombang pasang serbuan Nazi yang melanda hampir seluruh Eropa sampai ke perbatasan Asia, di Wolga, dan Afrika sampai ke Sungai Nil; kini berbalik mundur. Inisiatif telah jatuh ke tangan Uni Sovyet dan Sekutu.
Ada pakar sejarah Amerika yang menyatakan, bahwa kemenangan pasukan Sovyet di Stalingrad telah menyemai bibit Perang Dingin. W.W.Rostow menulis: “Perang Dingin dapat dicatat … dasarnya bermula pada awal 1943”. (Rostow, W.W. 1960: 141). Usaha memusnahkan Uni Sovyet dengan Perang Dunia Kedua berlanjut dengan PERANG DINGIN, yaitu pelaksanaan Doktrin Truman -- the policy of containment.

Sesudah pertempuran Stalingrad, pimpinan Nazi kian banyak berusaha melangsungkan berbagai perundingan rahasia dengan Amerika Serikat dan Inggeris. Dengan menggunakan Pemerintah-Pemerintah Franco, Spanyol, Swedia dan Swiss sebagai perantara, Nazi berusaha memecah koalisi anti-Hitler. Samuel Hoare, Duta Besar Inggeris di Madrid, dan Anthony Eden, Menteri Luarnegeri Inggeris berunding dengan Nazi yang diperantarai oleh Spanyol. Kontak-kontak kaum gerakan bawah-tanah Jerman berlangsung, terutama dengan Allen Dulles yang mengepalai Kantor US Office of Strategic Service (OSS) mulai tahun 1942 sampai perang berakhir.
Februari 1943 berlangsung perundingan rahasia Di Swiss. Allen Dulles melaksanakan rencana Amerika Serikat, bertemu dengan utusan Jerman, Pangeran Max von Hohenlohe. Dulles memaparkan konsep Amerika mengenai perang dan damai. Dikemukakannya, bahwa Amerika menginginkan negara Jerman tetap sebagai “satu faktor ketenangan dan rehabilitasi”. Dulles menekankan, bahwa tak ada masalah pembagian Jerman atau pemisahan Austria. Dia menyetujui, supaya industri Jerman – kubu perbentengan untuk perang dan agresi itu – menduduki tempat utama di Eropa. Dulles memaparkan rencana untuk menghidupkan “cordon sanitaire” Polandia, Rumania dan Hongaria, dengan tambahan, bahwa Polandia harus diperluas ke Timur dengan mengambil sebagian daerah URSS. Dia mengemukakan kepada Pangeran Hohenlohe, bahwa Amerika Serikat ingin mendirikan satu Konfederasi negara-negara Donau di Eropa Tenggara. Perundingan Allen Dulles dengan Pangeran Hohenlohe adalah usaha Amerika Serikat bersama Inggeris untuk menjajagi kemungkinan mengadakan perdamaian terpisah dengan Hitler. Para intelijen Amerika kembali membangun hubungan dengan kaum industrialis, para bankir Jerman, yang juga punya hubungan erat dengan kelompok industrialis Amerika. Kelompok yang dikepalai Hjalmar Schacht, ahli moneter Nazi, telah merencanakan sebuah kudeta untuk mengganti Hitler dengan diktator fasis yang baru. Mereka mengharapkan, agar dengan tokoh baru, dapat mencapai perdamaian “terhormat” dengan Amerika Serikat dan Inggeris. Dan kemudian mengerahkan seluruh kekuatan Wehrmacht ke front Sovyet-Jerman. Hubungan-hubungan rahasia dengan Dulles ini dilakukan oleh Dr Ernst Kaltenbrunner, Kepala Polisi Sekuriti, SD, melalui Hortl, seorang pejabat Gestapo yang sering berkunjung ke Swiss. 3). (Shirer, William.L 1962: 1540).

Walaupun ada persetujuan antar negara sekutu untuk membuka front kedua di Barat, Amerika dan Inggeris tidak segera mendaratkan pasukannya. Dibiarkan dulu Uni Sovyet babak belur diserang Jerman. Diharapkan agar Uni Sovyet remuk. Tapi sesudah pertempuran Stalingrad, kontra ofensif Tentara Merah maju dengan pesat sampai pasukan jenderal Zhukov memasuki Berlin. Mengetahui kemajuan pesat kontra ofensif Tentara Merah, sampai memasuki Jerman, maka cepat-cepat Churchill memerintahkan supaya pasukan Inggeris mendahului Tentara Merah untuk merebut Berlin. Kekuatan induk pasukan Nazi sudah dipatahkan oleh Tentara Merah. Barulah front kedua di Barat dibuka dengan pendaratan di Normandia di bawah komando jenderal Dwight Eisenhower.
Menjelang kekalahan Nazi Jerman, berlangsunglah kasak-kusuk antar kekuatan-kekuatan anti-komunis Amerika Serikat dan Inggeris dengan tujuan menyelamatkan kekuatan Nazi yang nantinya dapat dibawa bekerjasama untuk melawan kekuatan komunis. Pemikiran untuk membendung komunisme sejagat telah menjadi acara pokok. Inilah yang mendasari doktrin Truman, the policy of containment, yaitu strategi PERANG DINGIN untuk membendung komunisme sejagat.

“George Frost Kennan, diplomat Amerika, arsitek Marshall Plan, adalah pencetus the policy of containment. Dia menggagaskan ‘perang politik’ yang rahasia, bertujuan tidak hanya membendung, tapi menggulung komunisme sejagat. Gagasannya terwujud dalam operasi-operasi rahasia yang dikendalikan Direktorat dari CIA” (Weiner,Tim dan Crosette,Barbara 2005, 18 Maret ). Kennan mengemukakan gagasan the policy of containment dalam “tilgram panjang” nya yang terkenal. Dikemukakannya antara lain: “Tekanan Sovyet terhadap lembaga-lembaga bebas dunia Barat adalah sesuatunya yang dapat dibendung dengan kekuatan kontra yang tangkas dan dahsyat. Kekuatan ini haruslah berbentuk diplomasi dan aksi-aksi tertutup, bukannya dengan perang”. Pandangan dasar the policy of containment, pembendungan komunisme sejagat itu dipaparkan dalam “telegram panjang” Kennan kepada Kementerian Luarnegeri Amerika yang ditulisnya 22 Februari 1946. “Telegram panjang” Kennan ini adalah dokumen rahasia tingkat tinggi, yang dirahasiakan selama lima puluh tahun semenjak ditulisnya. Dalam “telegram panjang” ini antara lain dipaparkan analisa yang menunjukkan berbahayanya Uni Sovyet, yang sesudah jadi pemenang Perang Dunia kedua tampil menjadi kekuatan yang ingin menguasai dunia dan membahayakan Amerika Serikat. “Lembaga-lembaga yang dipergunakan dalam menyebarkan politik yang mengabdi pada kepentingann Uni Sovyet ini adalah: Inti pusat Partai-Partai Komunis di negeri-negeri lain….. Dalam kenyataannya mereka banyak bekerja bersama secara erat sebagai direktorat komunisme dunia yang beroperasi di bawah tanah, secara tersembunyi terkoordinasi ketat dibawah Komintern (Internasionale Komunis) dan dipimpin dari Moskow. Kekuatan-inti ini sesungguhnya bekerja di bawah tanah, walaupun terdapat legalitas partai-partai tersebut”. Kennan berpendapat, bahwa “Semulanya Partai-Partai Komunis merupakan campuran dari komplotan-komplotan dan kegiatan-kegiatan terbuka yang sah. Sekarang unsur-unsur komplotan itu sudah kian terpusat pada lingkaran-dalam dan diperintahkan untuk bekerja di bawah tanah….. Hanya di beberapa negeri, di mana kaum komunis berjumlah besar dan kuat, mereka tampil secara teratur dan melakukan kegiatan terbuka sebagai satu kesatuan. Biasanya mereka melakukan penyusupan, mempengaruhi dan mendominasi organisasi-organisasi lain untuk menjadi alat pemerintah Sovyet”. Kesimpulannya: “Jika keberadaan kekuasaan Sovyet itu terjamin, maka akan hancurlah way of life tradisional kita, akan rusak keharmonisan dalam masyarakat kita” (Kennan, George F. 1946: February 22)

12 Maret 1947 Truman memaparkan secara terperinci politik baru kepada Congress yang akan membimbing Amerika Serikat dimasa selanjutnya. Dengan jelas dinyatakan, bahwa Amerika Serikat harus melawan ekspansi Uni Sovyet di Eropa dan dimana saja di dunia. Inilah inti Doktrin Truman, yaitu politik Amerika Serikat untuk membendung perkembangan komunisme sejagat yang dilaksanakan mulai tahun 1947.
Dalam pedato Truman di depan Congress itu dinyatakan bahwa Amerika Serikat harus mendukung “rakyat-rakyat bebas yang berlawan terhadap usaha penaklukan dengan kekerasan oleh minoritas atau penindasan dari luar”. Dikemukakan bahwa “Amerika akan mengirim penasehat-penasehat militer dan ekonomi dan memberi bantuan ekonomi bagi Yunani dalam usahanya melawan komunisme”. Waktu itu, gerilya komunis di Yunani sedang berkembang melawan kekuasaan burjuasi Yunani yang dilindungi kolonialisme Inggeris. “Dan Amerika juga akan mengirim penasehat-penasehat ekonomi dan militer bagi negeri-negeri yang stabilitas politiknya terancam oleh komunisme”. Amerika akan mengambil tindakan terhadap negeri mana saja yang mengalami perkembangan komunisme.
Dengan pedato Presiden Truman ini, maka pelaksanaan politik luarnegeri Amerika akan menjangkau jauh. Robert Frazier menyatakan, bahwa Doktrin Truman menandakan permulaan sesungguhnya dari Perang Dingin, sebab ini adalah untuk pertama kali dinyatakan bahwa perbedaan Timur dan Barat didasarkan pada ideologi, yang menetapkan ciri konflik tersebut.

Dengan berhasilnya Uni Sovyet meledakkan percobaan bom atom, Amerika kehilangan monopolinya atas pemilikan senjata nuklir. Dan tahun itu, di Tiongkok berkembang pesat kemajuan revolusi di bawah pimpinan Partai Komunis Tiongkok. Perkembangan ini menimbulkan kekhawatiraan pimpinan tertinggi Amerika. Maka diambil langkah penting untuk mengatasinya. Untuk itu didirikan National Security Council (NSC), yang susunannya terdiri dari Presiden Truman, Menteri Luarnegeri, Menteri Pertahanan, Menteri Keuangan, Kepala Gabungan Kepala-Kepala Staf Angkatan Bersenjata, Kepala CIA, dan Presiden bisa meminta hadirnya sejumlah tokoh terkemuka yang dianggap perlu. John Fisher dari Harper’s Magazine menulis bahwa NSC adalah ‘Politbiro Truman’ adalah lembaga pemerintah yang paling berkuasa dari semua lembaga pemerintah, tapi paling tidak-dipublikasi. Pada waktu pembentukannya, disamping Dean Acheson, kedalamnya termasuk George Marshall dan Snyder, pemilik-pemilik korporasi raksasa Averyll Harriman, Charles Edward Wilson dari General Electric dan Stuart Symington dari Emerson Electric.

Sebagai alat utama untuk realisasi the policy of containment, pada 18 September 1947 dibentuk CIA (Central Intelligence Agency), dinas rahasia pemerintah Amerika Serikat, dengan penandatanganan NSA (National Security Act) – Undang-Undang Keamanan Nasional AS -- oleh Presiden Harry S. Truman. Saat itu, yang menjadi orang nomor satu dalam CIA ialah Letnan Jenderal Hoyt S. Vandenberg. NSA sendiri kemudian berganti nama menjadi DCI (Director of Central Intelligence), yang mengkoordinasi, mengevaluasi, mengkorelasi, dan mengirim para agen CIA termasuk ke luar AS untuk menjaga keamanan nasional Amerika.

“18 Juni 1948 NSC menetapkan dokumen NSC 10/2, yang menetapkan bahwa CIA melakukan kegiatan-kegiatan operasi ‘tertutup’, yaitu melawan kegiatan negeri asing yang tidak bersahabat atau membantu negara dan grup-grup sahabat, yang dalam pelaksanannya mencegah adanya bukti-bukti keterlibatan pemerintah, hingga tak bisa digugat untuk bertanggungjawab. Jenis-jenis kegiatan rahasia yang dilakukan menurut petunjuk baru ini termasuk: propaganda, perang ekonomi, aksi-aksi pencegahan secara langsung, termasuk sabotase, penghancuran dan pemindahan penduduk, subversi terhadap negeri musuh termasuk membantu gerakan perlawanan bawah-tanah, gerilya dan grup-grup pelarian, serta membantu anasir-anasir anti-komunis setempat”. 6). (Note on U.S. Covert Action Program, FRUSForeign Relations of the United States, 1964-1968, vol. XII,) Operasi-operasi demikian tidak termasuk konflik bersenjata yang dilakukan pasukan bersenjata, spionase, kontra-spionase dan kegiatan-kegiatan rahasia demi kepentingan operasi-operasi militer. Sesuai dengan ketentuan NSC 10/2, 1 September 1948, CIA mendirikan Office of Policy Coordination (OPC) baru yang adalah bertanggung jawab dalam mengorganisasi dan mengelola kegiatan-kegiatan rahasia. Di masa damai, OPC bekerja di bawah pimpinan Kementerian Luarnegeri. 7) ( Memorandum of conversation by Frank G. Wisner, "Implementation of NSC-10/2," August 12, 1948, Document 298.) Dalam bulan April 1951 Presiden Truman mendirikan Psychological Strategy Board (PSB) di bawah NSC. Maka dalam bulan Oktober 1951, dikeluarkan dokumen NSC19/5, yang memperkuat kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan rahasia menurut NSC 10/2. Dengan demikian kekuasaan CIA diperluas sampai melakukan perang gerilya. (FRUS 1964-1968)

Tahun 1947 Doktrin Truman diikuti dengan Plan Marshall, rencana pemberian bantuan bagi pembangunan ekonomi Eropa untuk membendung perkembangan pengaruh Uni Sovyet dan perkembangan komunisme di Eropa.
Dalam sebuah memorandum bulan Mei 1948, Kennan mengajukan pendapat untuk “meresmikan perang politik” melawan Uni Sovyet, membendung komunisme. Selama setengah abad, memorandum ini dinyatakan sebagai dokumen rahasia tingkat tinggi. Di dalamnya tercantum: “Sudah sampai saatnya sekarang membentuk dalam pemerintah direktorat operasi untuk melangsungkan perang politik yang rahasia”. Gagasan inilah yang melahirkan tangan-tangan rahasia CIA. Dimulai dengan The Office of Policy Coordination and Planning (OPC) yang kemudian dalam waktu empat tahun menjadi lembaga paling besar, yaitu tumbuh menjadi direktorat operasi-operasi tertutup dengan ribuan pekerja rahasia di luar negeri”.

“Selama konflik Korea, OPC tumbuh dengan cepat. Kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas perang lainnya menyebabkan kegiatan-kegiatan rahasia menjadi paling mahal dan paling birokratis dari kegiatan CIA. Memperhatikan situasi ini, DCI Walter Bedel Smith pada awal 1951 meminta NSC untuk menetapkan ketentuan kebijaksanaan serta aturan yang tepat menyangkut ‘scope dan batas-batas’ operasi CIA. Gedung Putih menjawab dengan dua inisiatif. Dalam April 1951 Presiden Truman mendirikan Psychological Strategy Board (PSB) di bawah NSC untuk mengkoordinasi strategi perang psikologi bagi seluruh pemerintah. Oktober 1951 dikeluarkan NSC 10/5, yang membenarkan aksi-aksi tertutup yang ditetapkan oleh NSC 10/2 serta memperluas kekuasaan CIA untuk melangsungkan perang gerilya. (Idem)

Tahun 1949 dibentuk NATO, North Atlantic Treaty Organization, Pakta Militer untuk secara militer membendung pengaruh Uni Sovyet dan perkembangan komunisme di Eropa. Untuk tujuan yang sama di Timur Tengah dibentuk CENTO atau Pakta Baghdad. Tahun 1954 dibentuk SEATO, South-East Asia Treaty Organisation untuk membendung komunisme di Asia Tenggara. Sebelumnya sudah terbentuk pakta ANZUS, yang menghimpun Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat. Demikian pula dipersiapkan pembentukan Pakta Militer Amerika Latin, LATO..

Kennan juga memainkan peranan dalam pembentukan Radio Free Europe. Membantu mencarikan jalan untuk menggunakan keahlian para pelarian politik dari Uni Sovyet dan negeri sekutunya, meminta mantan Duta Besar Joseph C.Grew untuk membentuk grup anti-komunis yang diberi nama Komite Nasional untuk Eropa Bebas. Dengan dukungan CIA, Komite ini mendirikan Radio Free Europe, yang menyiarkan warta berita dan propaganda anti komunis ke seluruh Eropa Timur. Pada masa itu terdapat dua tokoh pembangkang yang terkenal, yaitu Lech Walesa dari Polandia dan Vaclav Havel dari Czekoslowakia.
Dalam Sidang NSC tanggal 31 Januari 1950, Presiden Truman bertemu dengan Menteri Pertahanan Louis A. Johnson, Menteri Luarnegeri Dean Acheson, dan Ketua Komisi Energi Atom (AEC) David Lilienthal mendiskusikan kelanjutan program proyek termonuklir. Peledakan bom atom Sovyet yang mengkagetkan tiga bulan sebelumnya menimbulkan kegusaran bagi Truman. Presiden sangat terganggu, demikian pula dengan kian memburuknya hubungan Amerika Sovyet. Juga timbul masalah-masalah akibat perobahan kekuasaaan Cekoslowakia dan berlangsungnya blokade Berlin 1948 yang menimbulkan ketegangan hingga menyebabkan Presiden Truman tambah berpaling pada policy of containment. Sementara itu, kemenangan-kemenangan komunis di Tiongkok menambah kegusaran Truman. Dia memutuskan untuk meninjau secara menyeluruh, tidak hanya masalah Amerika kehilangan monopoli senjata atom, tetapi juga strategi politik militer yang ada. Hasilnya adalah keputusan dokumen nomor 68, yang terkenal dengan NSC 68.
NSC 68 disusun lengkap bulan April 1950 dan disahkan oleh NSC bulan September. Memenuhi ketentuan NSC 68, anggaran belanja militer naik luarbiasa, mencapai 40 milyar dollar, lebih dari tiga kali lipat perkiraan 13 milyar dollar untuk tahun 1950. Tujuan utama dana sebesar ini adalah untuk membangun NATO di Eropa. Sampai 28 September 1950 tidak banyak kemajuan NATO yang telah hampir setahun semenjak dibentuk tahun 1949. Perancis berkeberatan menerima Jerman Barat jadi anggota NATO. (Fautua, David T. 1997: Vol 61, No1). Truman mengesahkan NSC 68 30 September 1950. 31 Mei 1951 anggaran belanja militer membengkak jadi 48 milyar dollar.

NSC sudah merestorasi kekuatan militer Amerika demi Perang Dingin. Pakar sejarah Mevyn Leffler menjuluki NSC 68 sesuatunya yang sangat penting mengabdi pada Perang Dingin. Robert J.Donovan salah seorang penulis biografi Truman menyatakan bahwa NSC 68 adalah satu tonggak penting pemerintahan Truman.
NSC 68 mempunyai arti khusus bagi pembangunan besar-besaran kekuatan bersenjata Amerika dalam keadaan damai. Ini adalah mengabdi pada Perang Dingin, pelaksanaan the policy of containment, Doktrin Truman. Dalam suasana dunia damai, Amerika melakukan operasi-operasi Perang Dingin. Uni Sovyet dianggap melakukan ofensif bukan militer, tapi ideologi. Dan menganggap Uni Sovyet secara teori dan praktek berusaha menjadikan ‘dunia bebas’ daerah dominasinya. Untuk melawannya dibangun secara besar-besar kekuatan bersejata AS.
Dalam dokumen NSC 68 dinyatakan, bahwa “dunia bebas” sedang diancam oleh “dominasi Sovyet”. Amerika dihadapkan pada pilihan mau “membela dunia bebas” atau “membiarkannya didominasi komunisme”. Para penggagas NSC 68 membayangkan, bahwa tak akan dapat dihindarkan terjadinya clash antara kedua kekuatan ini, baik cepat atau lambat.

Doktrin Truman menjanjikan bantuan Amerika Serikat mengirimkan pemuda-pemudanya berjuang di negeri asing melawan komunisme. Demikianlah, selama tiga tahun berkobar Perang Korea, yang mengorbankan 57.120 prajurit Amerika gugur dan luka-luka; sampai tahun 1975 berlangsung Perang Vietnam, yang memanggang Vietnam dengan ledakan bom dan peluru meriam sedahsyat 500 bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, mengeluarkan dana sebesar 136 milyar dollar AS, mengorbankan 2000 pesawat terbang tempur dan mengorbankan 46.000 prajurit Amerika gugur dan luka-luka.
Inilah sebagian dari pelaksanaan Doktrin Truman, pembasmian komunisme di Asia Timur dan Asia Tenggara.

Tapi kekuatan komunis di Korea dan Vietnam tidaklah punah.


*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog